Senin, 17 Desember 2012

DALAM PELUKAN TERAKHIR KAKAK



Aku adalah seorang remaja  berusia 15 tahun. Aku duduk di bangku SMA kelas X. setelah beberapa bulan aku bersekolah di sini aku mempunyai 6 sahabat yang benar2 peduli sama aku. Mereka adalah Nikita, Duwi, Eka, Diah, dan Rani. Kami selalu bersama dan kami selalu tertawa bahagia bersama. Singkat cerita setelah ujian semester ganjil selesai.
Liburan pun tiba. Aku mengenal kakak kelas aku sendiri. Kita kenal saat aku dan salah satu temenku lagi asyik ngobrol di pinggir lapangan basket. Eh gak taunya, kakak kelas itu langsung nyamperin aja dan ikut ngobrol bareng. Memang aku akui dia asyik kalau lagi bercanda. Setelah puas ketawa, dia memperkenalkan dirinya ke aku. Sebut saja namanya nisay. Aneh yach namanya? Tapi gak seaneh orangnya kok (hehehe). Saat itu kita mulai kenal lebih jauh. Karena liburan udah tiba, kakak itu mengajak aku untuk mengisi liburan dg muncak ke gunung. Kedengarannya sih asyik, lagian aku juga gak pernah ke gunung. Jadi aku terima tawaran kakak itu.
Hari sabtu sore kita berangkat. Gak cuma kita ja loh, tapi ada temenku dan teman kajak, biar ramai gitu. Akhirnya kita berangkat. Saat perjalanan, di situ di ujilah kekuatan tenaga kita untuk menanjaki gunung yang amat tinggi itu. Walaupun kita semua pada capek, tapi masih tetep bisa ketawa. Karena tak aku sangka, aku bisa lihat sebuah desa2, jalan raya, kebun, sawah, dari atqs  gunung. Semua indah, maha besar Allah yang telah menciptakan semuanya.
Dan akhirnya kita sampai di puncak gunung. Emmh lega banget  udah sampai, sambil nyelonjorin kaki, aku melihat kebahagiaan di mata kakak. Menurutku kakakku  yang satu ini suka banget lihat pemandangan. Saat perjalanan dia juga jaga aku. Takutnya aku jatuh ke jurang. Maksud dia jurang hatinya. Lucu juga gombalan kakakku ini.
Matahari tenggelam di barat, dan langit menjadi gelap. Saat itu kita bergotong royong untuk membangun tenda. Salah tendanya cuma satu, sempet juga pikirku, takut ada apa2. Tapi ternyata gak seperti aku bayangkan. Kakak bener2 jaga aku, apalagi saat itu gerimis. Memang waktu muncak bulan desember dan memang musim hujan. Saat aku tiduran di sebelah kakak. Kakak gak tidur, dia hanya duduk di sampingku. Dia merundukkan kepalanya. Kakak menyelimuti aku dengan jaket dia. Padahal aku udah pakek jaket, tapi memang terasa dingin saat itu. Kakak rela gak pakek jaket cuma karena lihat aku yang gk tahan sama dinginya cuaca disana ditambah rintik hujan. Saat aku terlelap tidur, aku merasa dingin, dingin banget. Yang aku rasakan waktu itu ada tangan yang memegang tanganku yang menjadikannya hangat.
Aku terbangun, saat itu aku melihat kakak yg kedinginan. Aku gak tega melihat kakak yang seperti itu. Aku langsung bangun dan duduk di sebelahnya. Kakak mulai capek, dan akhirnya dia tidur sambil menggenggam tanganku. Tangannya terasa dingin. Aku melihat dia tertidur pulas, dengan senyum di wajahnya yang masih bersinar, menandakan ia baik2 saja.
Setelah beberapa jam kakak tidur. Kakak terbangun, dan menyuruh aku untuk tidur di bahunya. Kakak yang lagi duduk dan merasa lelah menyuruhku untuk tidur di bahunya. Kakak memaksaku, dan akhirnya aku tidur di dalam bahunya, dengan aku bersandar. Mulai saat itu, aku rasakan kakak yang mampu menjaga aku dan melindungiku. Di dalam sandarannya  aku rasakan kenyamanan dan ketulusan kakak. Ya kakak, sebagai kakak yamg mampu menjaga adiknya. Pelukan seorang kakak kepada adik.
Matahari pun mulai terbit, aku terbangun. Dan aku lihat kakak yang masih membuka matanya dan masih menjagaku waktu aku tidur. Aku bangun, dan melihat matahari yang mau terbit bersama kakak. Tapi sayang mataharinya gak terlihat juga karena terhalang oleh bukit. Setelah itu kami semua bersih diri, dan pulang. Saat pulang pun, kita harus jalan, namanya aja juga muncak. Kakak masih tetep jaga aku, masih tetep pegang tanganku, karena habis gerimis kemarin, jadi jalanya cukup licin. Jadi buat jaga2, sebelum aku jatuh gara2 terpeleset kan ada kakak yg bisa nahan aku biar gak jatuh. Lumayan kan !
Tiga jam lebih jalan, akhirnya sampai rumah juga. Emmh pengalaman yang seru banget. Karena memang baru pertama kalinya aku muncak. Gak kerasa liburan udah selesai, aku bertemu dengan temen2 di sekolah. Apalagi kalau udah ketemu Nikita dan kawan2, emmh nyrocos terus, alias curhat tentang liburan kemarin. Setelah panjang kali lebar di ceritain semuanya. Bel masuk berdering saatnya pelajaran semester genap di mulai. Hari – hari pertama masuk semester genap cukup membuat aku bahagia. Karena persaingan prestasi pun di mulai. Tapi ada yang berbeda saat itu. Semenjak pelajaran di mulai aku tak melihat kakak sama sekali. Kakak tak pernah menghubungiku. Beberapa hari aku menunggu kakak. Tapi kakak gak pernah ada. Kemana kakak? Kenapa kakak berubah seperti ini? apa salahku ke kakak? Apakah kakak gak pernah tau dan gak pernah ngerti perasaanku di sini? Kakak meninggalkan aku tanpa ada alasan yang jelas. Aku rindukan kasih sayang dari kakak. Aku rindukan senyuman kakak, ketawa kakak, lelucon kakak.
Saat aku terjatuh seperti ini kakak gak ada. Yang ada hanyalah  sahabat2ku. Mereka yg memberiku semangat untuk tetap tersenyum. Mereka yang menguatkan ku untuk menunggu kakak. Terima kasih sobat kalian udah bantu aku sejauh ini. Terima kasih sahabat2ku. Cukup untuk sampai di sini, aku menyerah dan aku hanyalah manusia yang mempunyai batas kesabaran yg sedikit. Dan aku lelah sobat, untuk memahami, dan mencari kakak. Dan yang selalu menunggu sebuah ketidakpastian.
Tapi, aku kini tersadar mungkin kakak melakukan ini semua mempunyai alasan yg kakak ketahui sendiri tanpa orang lain tahu. Aku mencoba mengerti kakak. Tapi yang harus kakak tahu, aku di sini sayang kakak. Temani aku di dalam hidupku dg bayangan semu kakak. Untuk terakhir kalinya terima kasih kakak telah melukis keindahan dalam hidupku. Mungkin kakak tak melihatku, dan tak akan bisa mendengarku, tapi aku yakin kakak bisa membaca tulisan ini, kalau memang aku tak pernah menyesal mengenal kakak.
            Kakak jangan pernah berubah, selalu jadi diri sendiri. Tapi ingat jangan terlalu memikirkan diri sendiri. Lihatlah orang2 di sekitar kakak. Aku harap kakak bisa lebih baik dari hari kemarin. Akan aku tunggu berita keberhasilan kakak di sini.




 

Pesan untuk kakak
Aku tulis ini untuk kakak, kakak yang pernah menjdi bagian dalam hidupku. Kakak andai kakak tau. Aku disini merasa sepi tanpa kakak. Mungkin aku menyesal? Tapi aku rasa itu bukan penyesalan, itu hanya keadaanku yang masih belum terbiasa tanpa kakak. Perpisahan bukanlah yang aku mau. Tapi semua sudah terjadi kak. Dan tak kan ada yang bisa memutar waktu kembali. Cukup q rasakan kbhgiaan brsma kakak. Q bhgia, q snang saat brsma kakak tp itu dulu. Sekarang biarlah aku sndri kak, jk kakak ingin pergi dr q. pergilah ! sekarang aku yg menginginkan kakak pergi. Jgn pernah hdir kmbli ke khdupanku jk kakak mengingatkanku akan perihnya luka ini. Dan jangan pernah membuat suatu harapan kepadaku jika kakak memang tak benar2 mengerti apa yang sebenarnya kakak rasakan ke aku. Tanya perasaan kakak sendiri sebelum kakak tanyakan ke orang lain tentang perasaan orang lain tersebut ke kakak. Dan sekarang  aku relakan kakak pergi. Selamat tinggal kak. Selamat jalan…  jalani hidup kakak sendiri, dan aku kan jalani hidupku sendiri TANPA KAKAK !



Pesan untuk kalian semua
“mereka yang tulus tidak akan merekayasa aneka kata agar penuh pesona, tapi berupaya agar setiap kata yang diucapkan adalah kejujuran”
Itulah yang aku lakukan untuk kakak. Berupaya agar setiap kata yang aku ucapkan adalah kejujuran dari dalam hatiku.
Dan semua yang ada datang dalam hidup kita akhirnya akan pergi. Karena jika ada pertemuan pasti akan ada perpisahan.

24 juli 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cute Purple Flying Butterfly