Aku
adalah seorang remaja berusia 15 tahun.
Aku duduk di bangku SMA kelas X. setelah beberapa bulan aku bersekolah di sini
aku mempunyai 6 sahabat yang benar2 peduli sama aku. Mereka adalah Nikita, Duwi,
Eka, Diah, dan Rani. Kami selalu bersama dan kami selalu tertawa bahagia
bersama. Singkat cerita setelah ujian semester ganjil selesai.
Liburan
pun tiba. Aku mengenal kakak kelas aku sendiri. Kita kenal saat aku dan salah
satu temenku lagi asyik ngobrol di pinggir lapangan basket. Eh gak taunya, kakak
kelas itu langsung nyamperin aja dan ikut ngobrol bareng. Memang aku akui dia
asyik kalau lagi bercanda. Setelah puas ketawa, dia memperkenalkan dirinya ke
aku. Sebut saja namanya nisay. Aneh yach namanya? Tapi gak seaneh orangnya kok
(hehehe). Saat itu kita mulai kenal lebih jauh. Karena liburan udah tiba, kakak
itu mengajak aku untuk mengisi liburan dg muncak ke gunung. Kedengarannya sih
asyik, lagian aku juga gak pernah ke gunung. Jadi aku terima tawaran kakak itu.
Hari
sabtu sore kita berangkat. Gak cuma kita ja loh, tapi ada temenku dan teman
kajak, biar ramai gitu. Akhirnya kita berangkat. Saat perjalanan, di situ di
ujilah kekuatan tenaga kita untuk menanjaki gunung yang amat tinggi itu.
Walaupun kita semua pada capek, tapi masih tetep bisa ketawa. Karena tak aku
sangka, aku bisa lihat sebuah desa2, jalan raya, kebun, sawah, dari atqs gunung. Semua indah, maha besar Allah yang
telah menciptakan semuanya.
Dan
akhirnya kita sampai di puncak gunung. Emmh lega banget udah sampai, sambil nyelonjorin kaki, aku
melihat kebahagiaan di mata kakak. Menurutku kakakku yang satu ini suka banget lihat pemandangan.
Saat perjalanan dia juga jaga aku. Takutnya aku jatuh ke jurang. Maksud dia
jurang hatinya. Lucu juga gombalan kakakku ini.
Matahari
tenggelam di barat, dan langit menjadi gelap. Saat itu kita bergotong royong
untuk membangun tenda. Salah tendanya cuma satu, sempet juga pikirku, takut ada
apa2. Tapi ternyata gak seperti aku bayangkan. Kakak bener2 jaga aku, apalagi
saat itu gerimis. Memang waktu muncak bulan desember dan memang musim hujan.
Saat aku tiduran di sebelah kakak. Kakak gak tidur, dia hanya duduk di
sampingku. Dia merundukkan kepalanya. Kakak menyelimuti aku dengan jaket dia.
Padahal aku udah pakek jaket, tapi memang terasa dingin saat itu. Kakak rela gak
pakek jaket cuma karena lihat aku yang gk tahan sama dinginya cuaca disana
ditambah rintik hujan. Saat aku terlelap tidur, aku merasa dingin, dingin
banget. Yang aku rasakan waktu itu ada tangan yang memegang tanganku yang
menjadikannya hangat.
Aku
terbangun, saat itu aku melihat kakak yg kedinginan. Aku gak tega melihat kakak
yang seperti itu. Aku langsung bangun dan duduk di sebelahnya. Kakak mulai
capek, dan akhirnya dia tidur sambil menggenggam tanganku. Tangannya terasa
dingin. Aku melihat dia tertidur pulas, dengan senyum di wajahnya yang masih
bersinar, menandakan ia baik2 saja.
Setelah
beberapa jam kakak tidur. Kakak terbangun, dan menyuruh aku untuk tidur di
bahunya. Kakak yang lagi duduk dan merasa lelah menyuruhku untuk tidur di
bahunya. Kakak memaksaku, dan akhirnya aku tidur di dalam bahunya, dengan aku
bersandar. Mulai saat itu, aku rasakan kakak yang mampu menjaga aku dan
melindungiku. Di dalam sandarannya aku
rasakan kenyamanan dan ketulusan kakak. Ya kakak, sebagai kakak yamg mampu
menjaga adiknya. Pelukan seorang kakak kepada adik.
Matahari
pun mulai terbit, aku terbangun. Dan aku lihat kakak yang masih membuka matanya
dan masih menjagaku waktu aku tidur. Aku bangun, dan melihat matahari yang mau
terbit bersama kakak. Tapi sayang mataharinya gak terlihat juga karena
terhalang oleh bukit. Setelah itu kami semua bersih diri, dan pulang. Saat pulang
pun, kita harus jalan, namanya aja juga muncak. Kakak masih tetep jaga aku,
masih tetep pegang tanganku, karena habis gerimis kemarin, jadi jalanya cukup
licin. Jadi buat jaga2, sebelum aku jatuh gara2 terpeleset kan ada kakak yg
bisa nahan aku biar gak jatuh. Lumayan kan !
Tiga
jam lebih jalan, akhirnya sampai rumah juga. Emmh pengalaman yang seru banget.
Karena memang baru pertama kalinya aku muncak. Gak kerasa liburan udah selesai,
aku bertemu dengan temen2 di sekolah. Apalagi kalau udah ketemu Nikita dan
kawan2, emmh nyrocos terus, alias curhat tentang liburan kemarin. Setelah
panjang kali lebar di ceritain semuanya. Bel masuk berdering saatnya pelajaran
semester genap di mulai. Hari – hari pertama masuk semester genap cukup membuat
aku bahagia. Karena persaingan prestasi pun di mulai. Tapi ada yang berbeda
saat itu. Semenjak pelajaran di mulai aku tak melihat kakak sama sekali. Kakak
tak pernah menghubungiku. Beberapa hari aku menunggu kakak. Tapi kakak gak
pernah ada. Kemana kakak? Kenapa kakak berubah seperti ini? apa salahku ke
kakak? Apakah kakak gak pernah tau dan gak pernah ngerti perasaanku di sini?
Kakak meninggalkan aku tanpa ada alasan yang jelas. Aku rindukan kasih sayang
dari kakak. Aku rindukan senyuman kakak, ketawa kakak, lelucon kakak.
Saat
aku terjatuh seperti ini kakak gak ada. Yang ada hanyalah sahabat2ku. Mereka yg memberiku semangat
untuk tetap tersenyum. Mereka yang menguatkan ku untuk menunggu kakak. Terima
kasih sobat kalian udah bantu aku sejauh ini. Terima kasih sahabat2ku. Cukup
untuk sampai di sini, aku menyerah dan aku hanyalah manusia yang mempunyai
batas kesabaran yg sedikit. Dan aku lelah sobat, untuk memahami, dan mencari
kakak. Dan yang selalu menunggu sebuah ketidakpastian.
Tapi,
aku kini tersadar mungkin kakak melakukan ini semua mempunyai alasan yg kakak
ketahui sendiri tanpa orang lain tahu. Aku mencoba mengerti kakak. Tapi yang
harus kakak tahu, aku di sini sayang kakak. Temani aku di dalam hidupku dg
bayangan semu kakak. Untuk terakhir kalinya terima kasih kakak telah melukis
keindahan dalam hidupku. Mungkin kakak tak melihatku, dan tak akan bisa
mendengarku, tapi aku yakin kakak bisa membaca tulisan ini, kalau memang aku
tak pernah menyesal mengenal kakak.
Kakak
jangan pernah berubah, selalu jadi diri sendiri. Tapi ingat jangan terlalu
memikirkan diri sendiri. Lihatlah orang2 di sekitar kakak. Aku harap kakak bisa
lebih baik dari hari kemarin. Akan aku tunggu berita keberhasilan kakak
di sini.
Pesan untuk kakak
Aku tulis ini untuk kakak, kakak
yang pernah menjdi bagian dalam hidupku. Kakak andai kakak tau. Aku disini
merasa sepi tanpa kakak. Mungkin aku menyesal? Tapi aku rasa itu bukan penyesalan, itu
hanya keadaanku yang masih belum terbiasa tanpa kakak. Perpisahan bukanlah yang aku mau.
Tapi semua sudah terjadi kak. Dan tak kan ada yang bisa memutar waktu kembali. Cukup q rasakan kbhgiaan brsma
kakak. Q bhgia, q snang saat brsma kakak tp itu dulu. Sekarang biarlah aku
sndri kak, jk kakak ingin pergi dr q. pergilah ! sekarang aku yg menginginkan
kakak pergi. Jgn pernah hdir kmbli ke khdupanku jk kakak mengingatkanku akan
perihnya luka ini. Dan jangan pernah membuat suatu harapan kepadaku jika kakak
memang tak benar2 mengerti apa yang sebenarnya kakak rasakan ke aku. Tanya perasaan
kakak sendiri sebelum kakak tanyakan ke orang lain tentang perasaan orang lain
tersebut ke kakak. Dan sekarang aku
relakan kakak pergi. Selamat tinggal kak. Selamat jalan… jalani hidup kakak sendiri, dan aku kan
jalani hidupku sendiri TANPA KAKAK !
Pesan untuk kalian semua
“mereka yang tulus tidak akan
merekayasa aneka kata agar penuh pesona, tapi berupaya agar setiap kata yang
diucapkan adalah kejujuran”
Itulah yang aku lakukan untuk kakak.
Berupaya agar setiap kata yang aku ucapkan adalah kejujuran dari dalam hatiku.
Dan semua yang ada datang dalam
hidup kita akhirnya akan pergi. Karena jika ada pertemuan pasti akan ada
perpisahan.
24 juli 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar